Di umur yang udah memasuki seperempat abad, kayaknya nggak lengkap skincarean kalau nggak pakai produk anti aging, bener nggak? Mamaku masih suka heboh kalau lihat aku pakai produk anti aging dari umur segini karena menurut beliau, produk anti aging dipakainya ya pas kita udah kelihatan tua, padahal harusnya kan sebelum penuaan dimulai ya. Salah satu produk anti aging favoritku selain sunscreen adalah retinol. Aku sendiri bukan pengguna baru retinol karena aku udah mulai pakai retinol dari umur 22. I took an early start, karena seperti yang aku bilang tadi, aku mau mencegah penuaan sebelum penuaan itu terjadi. Aku sempat baca-baca kalau kolagen pada kulit mulai berkurang di umur 20-an, makanya dari awal aku berusaha mengenalkan kulitku ke retinol supaya ke depannya bisa semakin terbiasa.
Di postingan kali ini aku akan mereview salah satu retinol yang akhir-akhir ini lagi aku pakai yakni Elsheskin Active Rejunevating Night Serum. Aku udah lama naksir sih, dan beruntung aku sempat ditawari sama Elsheskin untuk cobain produk mereka. Langsung lah aku pilih si retinol karena stok retinolku sedikit banget, plus aku udah dengar banyak review bagus tentang si serum ARN. Kalau kalian mau tahu pendapatku, baca terus sampai bawah ya!
Sama seperti serum Elsheskin pada umumnya, serum ARN dikemas dalam botol kaca berwarna coklat dengan aplikator berbentuk pipet. Aku selalu suka botol-botol yang kacanya coklat begini karena mereka bisa bantu melindungi produk di dalam botol dari sinar matahari supaya nggak cepat rusak.
Serum ini menggunakan 1% ecapsulated retinol, yang mana artinya formulanya lebih potent (kuat) tapi dia akan terasa gentle di kulit dibandingkan dengan retinol yang nggak encapsulated. Retinol seperti ini biasanya membutuhkan waktu untuk bekerja, jadinya dia aman untuk yang kulitnya sensitif sekalipun. Produk ini punya klaim untuk membantu mengencangkan kulit, mengurangi garis-garis dan kerutan halus akibat usia, dan membantu memudarkan flek hitam/age spots.
Ingredients: Aqua, Niacinamide, Pentylene Glycol, Propanediol, Glycerin, Cichorium Intybus Root Oligosaccharides, Tetradecyl Aminobutyroylvalylaminobutyric Urea Trifluoroacetate, Magnesium Chloride, Dipeptide Diaminobutyroyl Benzylamide Diacetate, Acetyl Hexapeptide-8, Caprylyl Glycol, Caesalpinia Spinosa Gum, Sodium Benzoate, Gluconolactone, Calcium Gluconate, Lecithin, Polysorbate 20, Retinol, Ethylhexylglycerin, Ammonium Acryloyldimethyltaurate/VP Copolymer, Xanthan Gum, Disodium EDTA, Hyaluronic Acid, Glycyrrhiza Glabra Root Extract
Sejauh ini, retinol 1% adalah persentase retinol tertinggi yang pernah aku coba, sebelum-sebelumnya aku selalu pakai di bawah 1%. Tapi untungnya karena kulitku udah terbiasa pakai retinol, jadinya ketemu sama yang 1% pun nggak masalah, plus dia juga encapsulated. Aku pakai retinol ini masih sama dengan retinol lainnya; setiap dua hari sekali, malam hari aja, dan dibarengi dengan exfoliating product. Tekstur serumnya aku pikir bakal kental gitu, tapi ternyata cukup cair dan dia juga cepat menyerap di kulit tanpa meninggalkan rasa lengket. Biasanya retinol punya tendensi bikin kulit jadi kering kan, tapi serum ARN justru bikin kulit jadi lembab dan bouncy. Setelah pakai rutin selama sebulan terakhir, aku bisa lihat kulitku jadi benar-benar smooth dan halus banget, jerawat juga jadi cepat kering dan smile lines-ku tersamarkan.
Oh iya, tadi kan aku bilang aku juga pakai serum ini dibarengi dengan exfoliating product ya, tapi kalau misalnya kalian kulitnya sensitif dan nggak kuat kena dua produk dengan bahan aktif sekaligus, mending jangan ya. Aku pakai metode begitu karena aku udah coba dan kulitku ternyata kuat, malah hasilnya jadi bagus banget. Tapi balik lagi sesuaikan sama reaksi kulit masing-masing.