Aku tuh sering banget dapat DM dari followers di Instagram buat sering-sering review produk yang "affordable" karena rata-rata yang kureview selalu harganya di atas Rp 100.000 😅 Yah, aku pikir selama nggak di atas Rp 200.000, itu artinya udah affordable, tapi aku sadar sih standard affordable buat setiap orang beda-beda, dan setelah kuperhatiin garis tengah "affordable" buat followersku itu ternyata ada di bawah Rp 100.000. Jadi dimulailah perjalananku mencari produk-produk skincare yang murah meriah buat direview. Perjalanannya cukup menarik, karena aku sadar, rejeki itu naik turun, selama ini kalau dapat produk bagus yang harganya lumayan mahal, itu karena aku dikasih sama brandnya atau dapat dari giveaway. Kalau cocok kan jadi bingung juga ya gimana nanti repurchasenya haha. Jadi perjalanan mencari skincare affordable ini bukan cuma buat followersku, tapi buat aku sendiri.
Sebelumnya aku udah pernah review beberapa produk dari brand Simple, dan kali ini aku bakal review produk mereka lagi karena beneran deh, kalau ngomongin soal affordable dan efektivitas, menurutku brand Simple ini is the one to go. Mereka mudah didapatkan, harganya mostly di bawah Rp 100.000, dan dari segi formula juga nggak banyak irritating ingredientsnya jadi meminimalisir breakout. Selama ini aku cuma pernah coba hydrating toner dari Hada Labo sebagai alternatif affordable skincare, jadi waktu aku ke Guardian dan lihat tonernya Simple ini aku langsung check out aja.
Oke mari kita bahas tentang produknya. Jadi sama seperti produk Simple lainnya, tonernya yang ini nggak ada wangi apapun. Kalau biasanya masih suka kecium wangi kimia, tonernya ini blas nggak ada bau sama sekali. Teksturnya cair banget, persis air, mengingatkan aku sama Hada Labo Gokujyun Ultimate Light Lotion. Nah biasanya toner dengan konsistensi cair begini suka kurang berasa hidrasinya dan ya, boleh dibilang memang kurang sih. Ini karena aku udah pernah coba toner dari brand lain dengan konsistensi yang sama dan setelah dibandingin memang toner Simple ini kurang memberikan hidrasi ke kulit.
Sebetulnya sih kurangnya dia menghidrasi sih bisa diatasi dengan ngelayer tonernya sampai beberapa kali. Butuhnya sampai berapa ya balik lagi ke kulit masing-masing. Cuma kalau kulit kalian rentan dehidrasi kayak aku, kemungkinan sih bakal sering ngelayer toner ini hahaha. Overall, it's not a bad product, dan considering dia termasuk affordable, menurutku dia oke aja. Nggak yang sampai bagus banget, bikin nggak bisa berpaling, tapi biasa aja. Bisa jadi toner emergency ketika kita kehabisan hydrating toner andalan, tinggal mlipir ke Guardian/Watson deh.